Selasa, 06 Desember 2011

Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


GENARAL REVIEW
METODE PENELITIAN SOSIAL

1.     Research dilakukan guna untuk menjembatani antara dunia ide dan dunia nyata. Apa yang terjadi di masyarakat merupakan dunia riil. Kadang ada kesenjangan antara dunia riil dengan dunia konsep. Pekerjaan research sangat berhubungan dengan masalah epistemologi. Penelitian merupakan suatu proses (aktivitas ilmiah) yang panjang, yang bermula dari minat untuk mengetahui fenomenon tertentu. Minat tersebut tidak datang dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat atau rangsangan dari bacaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran dari semuanya. Penelitian terhadap sesuatu (yang diminati), peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang beberapa hal yang diminati itu. Beberapa hal yang dimaksud itu disebut sebagai unsur-unsur penelitian. Tuntutan untuk mengetahui berbagai unsur penelitian ini (dengan membaca), dilakukan pada tahab persiapan konsep dan teori, tahab yang menentukan kualitas dari rumusan dan strategi penelitian. Hubungan antara unsur penelitian : teori muncul karena didukung oleh beberapa proposisi sejenis; grand teori muncul karena didukung oleh teori-teori yang sejenis.
2.     Tipe penelitian :
a.      Exploratif : terbuka, masih mencari-cari, belum pakai hipotesa.
b.     Explanatory : menyoroti hubungan barbagai variabel, menguji hipotesa (testing research).
c.      Deskriptif : untuk mengetahui perkembangan sarana fisik atau frekuensi terjadinya suatu fenomena sosial tertentu, deskripsi yang terinci dari fenomena sosial tertentu, tanpa hipotesa, kadang-kadang dengan hipotesa tapi tidak untuk diuji secara statistik.
3.     Tujuan ilmu pengetahuan : (1) menerangkan, (2) memperoleh, (3) meramalkan, dan (4) mengontrol. Ilmu pengetahuan bergerak secara dialektis.
4.     Objek penelitian sosial adalah ‘manusia. Fenomena-fenomena manusia (sosial ) itu tidak pasti, sulit untuk diprediksi. Contoh : Mengapa si A menangis. Sedangkan fenomena alam itu pasti. Contoh : Air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
5.     Konsep, variabel, dan definisi operasional
a.      Konsep adalah kumpulan fenomena-fenomena sejenis yang berbentuk abstrak. Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomen tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomen yang sama.  Konsep berada pada tingkat generalisasi yang berbeda. Konsep yang kabur (umum) tidak dapat diukur pada realitas. Konsep harus dikonkritkan pada tahab yang dapat diukur, supaya dapat diuji pada realitas (variabel). Contoh 1 : pendidikan atau ketaatan beragama, ini merupakan fenomena sosial yang dapat diartikan sesuai dengan siapa yang akan menggambarkan konsep pendidikan dan ketaatan beragama tersebut. Contoh 2 : dakwah (amar ma’ruf, mengajak sholat, ketaatan beragama)
b.     Variabel adalah konsep yang sudah konkrit yang bisa diukur. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Contoh : pendidikan menjadi pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Ketaatan beragama menjadi ketaatan berpuasa wajib.
Kerangka masalah/variabel penelitian : Variabel bebas dan variabelt terpengaruh
-        Variabel bebas :
1)      kebijaksanaan dalam pengelompokan dan penempatan :  Integrated plularism (terpadu), dan  Segregated plularism (terpisah ex. Jawa saja at. Bali saja)
2)     Status penduduk :  Transmigrasi,  Penduduk asli
3)     Pendidikan : Tidak sekolah,  Tidak tamat SD, Tamat SD,  SMP, SMA
4)     Keagamaan : Islam, Hindu.
5)     Kelompok etnik : Tolaki, Jawa, Sunda, Bali
6)     Persepsi terhadap kebijaksanaan, yaitu tentang  cara pembebasan tanah dan pemberian fasilitas.
7)     Tingkat pendapatan
8)     Umur
9)     Lama tinggal
10) Tipe kelompok
-        Variabel terpengaruh : “tingkat” integrasi :
1)     Budaya : bahasa, folkloor, seni, kebiasaan tentang makanan, pakaian dan alat pertanian yang digunakan.
2)     Sosial : keanggotaan dalam organisasi sosial; partisipasi dalam kegiatan sosial ekonomi; kegiatan sosial budaya.
3)     Interpersonal : kontak sosial, yaitu pada frekuensi dan refleksi; kerja sama; keintiman berkawan.
4)     Contoh : Kesadaran Politik Mahasiswa di Kota Yogyakarta (Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Politik di Kalangan Mahasiswa). (1) Tentukan populasi dan samplingnya; (2) Identifikasi karakter-karakter Mahasiswa; (3) Teknik samplingnya terfokus pada rumusan masalahnya.  
c.      Definisi operasional adalah penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur (penelitian kuantitatif).   Contoh : “Kesejahteraan Ekonomi Keluarga”. Populasi : kepala keluarga. Penghasilan perbulan : 900.000, 1.200.000, 950.000, 850.000, 2.000.000, 3.500.000, 2.500.000. Jadi penghasilan masing-masing keluarga dapat diukur antara rp. 850.000 s/d 3.500.000. Penjelasan tentang tingkat pendapatan keluarga adalah definisi keluarga.
Dari konsep kita membangun variabel yang konkrit supaya dapat diukur. Bagaimana cara mengukurnya, yaitu dengan definisi operasional.
6.     Metode kualitatif dan metode kuantitatif.
a.      Metode kualitatif boleh tanpa teori karena penelitian kualitatif untuk menemukan sebuah teori (Grounded research). Pendekatan yang digunakan adalah inductive approach. Penelitian kualitatif tidak perlu penurunan dari konsep ke variabel. Namun dalam penelitian kualitatif tetap perlu definisi operasional untuk menjelaskan konsep  -- secara kualitatif, bukan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu.
Observasi partisipasi dugunakan dalam penelitian kualitatif dengan teknik wawancara. Hubungan peneliti dengan objek (orang yang diteliti) dekat/menyatu/terlibat. Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.
b.     Metode kuantitatif harus memakai teori. Teori harus ada terlebih dahulu, dari teori dibangun hipotesis. Pendekatan yang digunakan adalah deduktif approach. Contoh penelitian tentang ‘Mobilitas’, maka yang harus dibaca adalah teori-teori sekitar mobilitas. Dari teori yang ditemukan dengan logika deduktif dibuatlah hipotesis.
Penelitian survey (kuantitatif) paling banter hanya akan menghasilkan probabilistik explanation/terbatas. Pendekatan tersebut mempunyai kemampuan prediksi yang terbatas.
Hubungan peneliti dengan objek ada jarak. Ada question. Ancaman subjektifitas pasti ada dalam metode apa pun (yang kita waspadai) namun semaksimal mungkin kita harus berusaha seobjektif mungkin.
c.      Perbedaan pokok antara kuantitatif dan kualitatif :
No
Dari Segi
Kuantitatif
Kualitatif
1
Tujuan
1) Menguji (deduktif approach), 2) hubungan antar variabel. A ke B.
1) menemukan (induktif (approach), 2) hubungan interaksi antar variabel. A ke B dan B ke A.
2
Sumber
1)     Besar, 2) representatif, 3) ditentukan sebelumnya.
1)kecil, 2) tidak representatif, 3) ditentukan sambil jalan
3
Instrumen
1)instrumen angket,kuesioner, guide, interview; 2) disiapkan sebelumnya
1)peneliti adalah instrumen, 2) alat pendukung : catatan, rekaman, video.
4
Analisis
1)     Setelah tahab pengumpulan data. 2) deduktif
1)sejalan dengan proses pengumpulan data, 2) induktif


7.     Fakta dan realita
a.      Fakta : bayangan dari apa yang terjadi (the mirage of reality). Fakta tidak seratus persen objektif (subjektifitas itu akan muncul). Mahasiswa A memberi penjelasan ulang apa yang didengar dari dosen B – menghasilkan fakta (mengandung subjektifitas)
b.     Realita : kejadian sesaat. 100 % objektif. Contoh : Dosen mengajar di kelas (ini realita).
8.     Hipotesa : pernyataan dugaan tentang hubungan dua variabel atau lebih atau pernyataan tentang hubungan antara variabel yang belum teruji. Hipotesa adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian emperik. Contoh : Belajar secara berlebihan menyebabkan kemerosotan hasil ( belajar secara berlebihan = V1 dan kem erosotan hasil = V2). Hubungan + (positif) atau  hubungan – (negatif). Va naik Vb turun (-),  Va turun Vb naik (-), Va naik Vb naik (+), Va turun Vb turun (+). Variabel independen = variabel bebas. Variabel dependen = variabel yang dipengaruhi.
Contoh hubungan dua variabel (+) :
(1)  Semakin tinggi pendapatan keluarga semakin taat ibadahnya
(2)  Semakin miskin cenderung tidak taat
(3)  Pendapatan keluarga sangat berpengaruh pada ketaatan beragama.
Contoh hubungan dua variabel (-) :
(1)  Semakin rendah pendapatan keluarga jumlah anak semakin banyak
(2)  Semakin tinggi pendapatan keluarga jumlah anak semakin sedikit.
9.     Proposisi : penjelasan tentang bagaimana hubungan dua variabel yang telah teruji kebenarannya. Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realitas yang dapat diuji kebenarannya. Contoh 1 : Prilaku manusia selalu terikat pada norma sosial.
Contoh 2 : proposisi : ketaatan sholat (ibu-ibu) dipengaruhi oleh kerajinan mengikuti pengajian. Teori 1 : ketaatan beribadah dipengaruhi oleh kerajinan mengikuti pengajian. Teori 2 : ketaatan beragama adalah fungsi dari kegiatan dakwah.
10.  Teori : pernyataan yang menjelaskan hubungan dua konsep yang sudah teruji kebenarannya atau hasil yang sudah teruji kebenarannya/kumpulan dari proposisi-proposisi sejenis. Teori adalah informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian atau hubungan-hubungan pada proposisi.  Teori harus diuji dalam kontek sekarang.    Contoh : konsep pendidikan ada hubungan yang (+) dengan konsep ketaatan. Konsep pendidikan : 1. Pendidikan formal (V1, V2, V3), 2. Pendidikan non formal (V1,V2,V3), 3. Pendidikan informal (V1,V2,V3). Konsep ketaatan : 1. Ketaatan beragama (V1,V2,V3), 2. Ketaatan bernegara (V1,V2,V3), 3. Ketaatan bermasyarakat (V1,V2,V3).
11.  Kebenaran terdiri dari : 1. Esensial : empati (al-Haq al-Yaqin), 2. Emperis (hasil penelitian objekti f : ‘ainu al-yaqin), 3. Logic : ada asap pasti ada api,padahal belum tentu.
12.  Sosial science mempunyai gradual-gradual yang berbeda dengan natural science. Ilmu sosial mengenal 3 proposisi : 1. Kebenaran historik-individual, 2. Uniformitas melalui abstraksi, 3. Penilaian-subjektif. Contoh : anda tertawa dan saya tertawa = sama-sama, pada tingkat abstraksi, tidak pada subjektif.
Aliran positivistic-naturalistic yang dipelopori oleh August Compte menghendaki penerapan metodologi natural science ke dalam ilmu-ilmu sosial.
13.  Populasi dan sampel
a.      Contoh populasi : ‘Pendidikan Agama di Kota DIY (Problem-problem Pendidikan Agama di Sekolah Formal)’. Populasi : Pendidikan Agama yang ada di wilayah DIY. Elemen-elemen populasi (sub-sub populasi) : ada sekolah, guru, murid, orang tua, kurikulum. Elemen-elemen yang digunakan sesuai dengan permasalahan penelitia.
b.     Bagaimana cara mengambil sampel yang representatif? Karakteristik apa yang dipertimbangkan dalam proses sampling, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan permasalahan.  Sampling eror : sampel yang dipilih salah. Human eror : orang yang dipilih menjadi sampel tidak bisa memberi informasi.
Tentukan terlebih dahulu karakteristik populasinya : homogen atau heterogen. Homogen = random. Heterogen = non random, sifat-sifat yang harus dipertimbangkan adalah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Sampel yang baik : 1. Representatif, 2. Memberi data yang informatif, 3. Memiliki presisi yang tinggi.
c.      Macam-macam random sampling :
(1)  Stratified (strata) ; ada yunior, ada senior. Elemen A yunior = homogen dan elemen B senior = homogen.
(2)  Purposif sampling (maksud-maksud) : masuk bagian non-ramdom
Contoh : Bagaimana apresiasi mereka terhadap politik di luar kampus. Tidak semua pengurus terlibat dalam kegiatan organisasi. Yang dijadikan sample adalah cari siapa yang paling aktif.
14.  Trianggulasi :
a.      Trianggulasi ruang dilakukan pada penelitian budaya. Mengambil data dari beberapa ruang/lokasi yang berbeda. Ruang yang dipilih hendaknya relevan dengan masalah penelitian. Studi lintas budaya biasa menggunakan trianggulasi ruang. Budaya identik dengan ruang, budaya Jawa, ruangnya ada di pulau Jawa.
b.     Trianggulasi waktu : sumber data lebih segar diperoleh pada pagi hari, wawancara perlu adanya pertimbangan waktu; waktu berkaitan dengan teknik-teknik pengumpulan data.
15.  Metode penelitian : 1. Metode pengumpulan data, 2. Metode analisa data, dan 3. Teknik sampling. Teknik APD apapun yang dipakai, ia harus disusun sesuai dengan variabel-variabel penelitian yang telah dirumuskan. Karena itu pekerjaan membuat APD bagian yang bertalian dengan tahab persiapan. Variabel-variabel yang diamati dan definisi operasionalnya jelas, sehingga mengontrol penelitian dalam menentukan data yang akan dihimpun. Kontrol ini secara khusus, dirumuskan dalam pembuatan APD.